SELAMA menggeluti kariernya di dunia jusrnalistik, awalnya Eddy Padmadisastra menjadi koresponden “Sinar Harapan” sejak 4 Juli 1976 lalu.Namun, surat kabar ini ‘dibredel’ dihentikan penerbitannya oleh pemerintah pada tahun 1986. Walau begitu, karyawan dan wartawan termasuk yang ditugaskan di daerah mendapat jaminan hidup, artinya tetap mendapat gaji bulanan. Setelah pembredelan,
Karena itulah, meski sudah beberapa kali ganti pemimpin, Eddy Padmadisastra mencatat dua tokoh Pemimpin Redaksi “Sinar Harapan” HG Rorimpandey dan Pemimpin Redaksi “Suara Pembaruan” Sasongko Soedarjo yang selalu dikagumi dalam kepemimpinannya. Dalam bukunya ini pun, maka dia menulis profil singkat kedua tokoh pemimpin redaksi itu sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar